Kucing, makhluk imut, lucu,manis tapi juga ada yang masih benci dengannya,
mungkin karena geli atau suka mencuri yaa, mencuri ikan.. hehe . .Dengan adanya kucing-kucing di dunia ini,
membuat kehidupanku menjadi semakin lengkap, entah kenapa dengan binatang
terlucu ini hari-hariku terasa indah, lebaaaaay hha . .
Cerita-Cerita Tentangnya . . .
Kucing bagaikan teman disaat kesepian, sahabat ketika bercerita, dan
partner ketika menggoda kekasih :D
Pernah suatu saat aku bercerita dengannya, seakan-akan dia mengetahui apa
yang kuceritakan padanya, sesekali dia tersenyum dengan caranya,.... aku tahu
itu,..Aku senang hidupku di kelilingi oleh kucing, maklum aku mulai menyukai
kehadirannya sejak aku masih kecil, . .
Aku bermain-main dengannya, aku usilin dia saat aku mulai gemes dengannya
dan mulai ke sentuh lehernya, sesekali aku usap dahinya sebagai tanda sayangku
kepadanya,
Dahulu, saat itu hari telah siang dengan teriknya matahari ide usil ku
muncul. Ku buat lubangan di pekarangan rumah kontrakanku, tentunya dengan
bantuan sang ayah aku bisa membuatnya . .setelah dirasa cukup, tidak terlalu
dalam ataupun dangkal tapi pas, mulailah ku letakkan kayu-kayu kering dari
hasil pohon ketela yang telah kusiapkan sebelumnya untuk menahan kertas
diatasnya, tahu maksudku kan? ^_^ Aku membuat jebakan untuk kucing itu.
Datanglah, TEKDONANDONDOPA, itu nama dari ku, yang ku beri untuk kucing
lucuku saat itu. Aku tidak tahu darimana dia datangnya, yang pasti dari rahim
ibunya :D,...Kucing yang datang dikehidupanku waktu itu telah memberikan kesan
yang amat dalam, tekadang aku masih teringat-ingat akan waktuku bersamanya
dahulu. Meskipun saat itu aku masih berumur enam tahunan, namun aku bisa
merasakannya. . .
Dia bukan kucing yang ku beli dan ku rawat sebelumnya, datang sudah dewasa
dan hilang tanpa bersua ..hmm, jika masa-masa itu terulang untuk saat ini,
mungkin tidak aku lakukan hal yang akan kuceritakan ini, hehe . .
Setelah siap dengan sedikit nasi yang di beri aroma yang amis diatasnya
(kertas), aku pancing dan setengah aku paksa agar tekdonandondopa melewati
jebakan yang telah ku buat, setelah sekian lama berusahan di tengah panasnya
siang akhirnya keinginankupun tercapai, jatuh juga kucing kesayangan ku,
heheheheheheheh. . karna bandelnya aku, sudah jatuh pun kucing yang malang itu
juga tidak bisa mendapatkan hal yang diinginkan (nasi)...hmm sesuatu hal yang
sia-sia baginya, sudah dibela-belain jatuh padahal, (mungkin kalau dia
menggerutu seperti).
Sudah tidak ku kasih makanan, malah tak tertawain dia :D, (maklum ya
namanya anak kecil, pasti masih ada sifat bandelnya) tapi ayah dari kejauhan
memperingatkan ku untuk segera menolongnya yang kesusahan untuk naik dari
lubang jebakan (hahaha, kucing itu tidak kuat mengangkat badannya) dan segera
mengasih imbalan setelahnya. Dan partner usilku, sang ayah datang dan
memberikan satu tusuk sate kepada ndondopa,..tuhh..makan, puas, yess !
Salam terakhir . .
Salam terakhir yang diberikannya untuk ku adalah ketika aku mau berangkat
sekolah pada hari Rabu, karena waktu itu seragam sekolahku yang mengharuskan
untuk memaki seragam alamamater, baju putih dilengkapi rompi yang berukirkan
lambang SD Muhammadiyah I Ponorogo dengan warnanya yang merah dan celana yang
warnanya seperti bajunya.
Dia menatapku dengan pandangan kosong,aku sedikit peka saat itu,dan sesaat
setelah aku berpamitan dengan ibu, aku menghampiri kucing ku yang telah
menungguku di hadapan ku dan ibuku, aku berlutut dan mengusap kepalanya lalu
meninggalkannya utntuk bergegas ke sekolah.... Namun ternyata, itulah terakhir
kali aku mengusapnya, menatapnya dan melihat sosoknya. Entah dimana dia
sekarang semoga dia baik-baik saja, karna dialah sekarang aku lebih menghormati
kehidupan di lain kehidupanku, kehidupan dengan bahasa-bahasanya, kehidupan
yang tidak pernah bisa ku tebak cara menebaknya, itulah yang kusebut kehidupan
binatang.
Ingatan inilah, satu-satunya ingatan yang paling membekas sampai saat ini,
pernah aku sayang, pernah aku tangisi ketidaadaanya, pernah juga aku tanyakan
kepada orang tua, tetangga dan Tuhan, dimana dia, kemana dia pergi , , .
. . . . .
Dan untuk sekarang, BUNTUNG namanya, Kucing tetanggaku yang sering
menemaniku ketika ku pulang kampung, tidak banyak kesan dengannya, namun
foto-foto dan ingatan kecilku tentangnya akan aku tuangkan disini sebagai
ingatan yang akan ku tulis dan kesan yang tersurat untuk ku berterima kasih
padanya.
Namanya Buntung, karena dia memiliki ekor yang pendek. Tetanggaku yang
memberi nama, Buntung yang berarti terpotong lebih jelasnya dalam EYD.
Hmm, kucing atraktif, suka bermain dengan tikus namun tidak tidak akan sampai
dimakannya dan suka menemaniku ketika ku tidur.
Dia pun pergi, . .
Setiap kali aku pulang, dia selalu bermain kerumahku, empat tahun sejak
semester satu (2009) sampai semester enam ( 2012) kemarin, dia melengkapi
hari-hariku. Namun cerita memilukan itu akhirnya sampai juga ketelingaku, dia
sudah mati empat bulan yang lalu karena keracunan. Seperti yang diceritakan
tetanggaku yang juga pemiliknya, dia keracunan tikus, saat dia memakan tikus
yang telah terkena racun tikus, mugkin di rumah majikannya tersebut banyak
tikus dan nasib naas menimpanya.
Dia adalah penjagaku yang nampak ketika malam, ketika waktu itu sudah
menunjukkan pukul 10.00 dia selalu mengeong di depan rumahku sebagai tanda
waktunya mengawal malamku telah tiba. Hal yang selalu dia lakukan disetiap
malam-malamnya ketika aku ada di dekatnya. Seperti penuh keikhlasan dia
melakukannya, entah apa yang mendasarinya, dia bukan kucingku, dia tidak pernah
kenal dekat denganku sebelumnya, bertemu pun hanya saat ku ada di kampung
halaman, dan dia akan mengeong sampai aku mendengar gaungnya, sampai aku
membuka pintu rumah untuknya masuk kerumahku.
Entah apa yang dia lakukan semalaman, yang penting baginya mungkin “dia harus selalu di dekatku,
di sekitar kasurku di malam hari”, itu yang kulihat ketika mataku akan terpejam
karna lelah sampai mata ku terbuka karena terbangun. Dengan caranya duduk (khas
kucing) yang unik itu, Buntung menatapku sesaat aku terbangun di setiap
pagi-pagiku . . , kalau tidak bangun dia yang akan membangunkan ku dengan suara
cemprengnya, karena mungkin saja waktunya menjagaku telah usai.
Sekitar pukul jam lima pagi-an lah dia selalu membangunkan ku dengan
suaranya yang keras itu, sungguh mengusik telingaku di pagi yang bagiku masih
amat ranum, maklum kalau di kos jam enam itu masih pagi. Dia memaksaku untuk
bangun dan ternyata dengan tindakannya itu telah setengah memaksaku untuk
membuka pintu depan rumahku untuknya keluar dari rumah,...... dan dia pun
akhirnya keluar setelah ku bukakan pintu untuknya, “hmm dasar kucing
yang aneh,” gumamku saat pertama kali aku di kawal ketika tidur.
Dan hampir kupastikan, dia selalu tidur di siang hari ketika aku pulang,
mungkin karena waktu malamnya direlakan untukku, terima kasih tung,..Aku
melihatnya tertidur pulas diatas kursi yang terbuat dari bambu ketika siang
hari di teras depan rumah majikannya. Dari teras rumahku, aku melihat wajah
lucu ciptaan Tuhan tanpa dosa itu sedang memjamkan mata . . .
Rumah majikannya yang sekaligus tetanggaku itu, kebetulan hanya dipisahkan
jalan untuk menuju ke rumahku, karena berhadapan dengan rumahku itulah mungkin
membuatnya sering menjengukku. Ketika aku pulang dan dia tidak tahu menahu
keberadaanku, namun aku melihatnya, sesekali kucoba menyeru namanya, tuuuung,
buntuuuuung...dia pun menoleh dan tanpa berfikir panjang dia menyebrang jalan
lalu menghampiriku, meski rumah kami yang dipisahkan oleh jalan itu bisa
membahayakan keselamatannya, karena ramainya kendaraan yang selalu berlalu
lalang.
Sejak saat itu, aku sangat menyukai dan menyayangi kucing. Aku tidak pernah
mempunyai kucing peliharaan, mungkin karena faktor larangan orang tua karena
dampak kesehatan, atau mungkin juga karena biaya mengurusi kucing pun terbilang
cukup mahal (anak kost, gan). Tetapi itu semua tidak menghalangiku, Aku selalu
berharap mimpiku menjadi kenyataan, aku mempunyai mimpi, kelak ketika aku
sukses esok, sukses di dalam kehidupan (karena sekarang aku masih berproses
untuk menuju kepada kesuksesan itu, Amin) aku ingin membuat sebuah taman
kucing, aku ingin membangunkan sebuah istana bagi mereka, aku bisa bercanda dan
bermain bersama keluargaku kelak tentunya dengan ciptaan Tuhan yang sangatlah
Indah itu.
Meski impianku belum tercapai, namun masih saja banyak kucing yang datang
memnghampiriku, dirumah, dijalan,...................... ...seakan-akan dia tahu
orang ini menyukaiku, . .
Post a Comment
Komentar anda adalah masukan yang sangat berharga bagi kami. Berikan komentar anda untuk membantu kami menjadi lebih baik. Mari budayakan berkomentar yang membangun. ^_^